MOREMEDIA - Peristiwa Gunung Semeru kembali meletus di awal Desember 2021 dan membuat perhatian nasional tertuju ke Lumajang dan Malang, Jawa Timur tempat dimana Gunung Semeru berada.
Terdapat legenda
Gunung Semeru yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat tanah Jawa. Menurut
kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuno Tantu Pagelaran yang
berasal dari abad ke-15, pada dahulu kala Pulau Jawa mengambang di lautan luas,
terombang-ambing dan senantiasa berguncang.
Maka Para
Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru yang berada di India ke atas Pulau
Jawa yang menjadi cikal bakal dari
Gunung Semeru.
Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa
menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi
ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga
gunung itu dapat diangkut dengan aman.
Cerita legenda
Gunung Semeru berlanjut, para dewa tersebut meletakkan gunung itu di
atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa.
Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke
atas.
Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa.
Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru / Semeru yang tercecer menciptakan jajaran
pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke timur.
Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau
Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian
dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut.
Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang
dikenal dengan nama Gunung Penanggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru,
tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru.
Pada saat Sang Hyang Siwa datang ke pulau Jawa dilihatnya
banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa
Lingkungan geografis pulau Jawa dan Bali memang cocok dengan
lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung
Meru, Gunung Semeru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan
sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan Kayangan.
Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih
menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewata, Hyang, dan makhluk halus termasuk gunung Semeru.
Menurut orang Bali, Gunung Semeru atau Mahameru dipercayai
sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali.
Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan
oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun
sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru.
Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren
untuk mendapat Tirta suci. (Dikki Wahyu Afandi)
Tidak ada komentar: